Muhdasa School of Talent
Keberadaan sampah di lingkungan sekolah adalah keniscayaan. Setiap hari siswa memanfaatkan benda untuk beragam aktifitas yang hasil akhirnya adalah produksi sampah dengan beragam varian bentuk, jenis, dan volumenya. Siswa perlu diajak memahami dampak keberadaan sampah jika tidak dikelola dengan baik. Guru harus kreatif mengemas materi pelajaran dengan menjadikan sampah sebagai objek pembahasan sehingga mendorong siswa mencintai lingkungan.
Tidak heran metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dikampanyekan agar ada pemanfaatan sempurna dari sampah plastik. Recycle atau mendaur ulang sampah agar memberikan nilai ekonomi menjadi hal yang sering dilakukan dengan berbagai kebutuhan.
SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta menanggapi hal tersebut dengan menyelenggarakan Pelatihan Kreasi dari Sampah, jum’at (16/9). Kegiatan yang dipusatkan di ruang kelas bawah Muhdasa dan diikuti oleh guru dan Tendik.
Sebagai pemateri berasal dari Jejaring Pengelola Sampah Mandiri, Sulastri beserta Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MLH PDM) Kota Yogyakarta, Heri Setiawan, M.Si.. Pelatihan yang dibuka secara langsung oleh Kepala Sekolah, Esti Priyantini, S.S., M.Pd.BI. dan didampingi oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Winda Noorsanti, S.Si., M.Pd..
Menurut H Harris Syarif Usman, S.H., M.Kn. selaku sekretaris MLH PDM Kota Yogyakarta, setelah dilatih ilmunya akan ditransfer oleh guru ke murid-murid Muhdasa. Adapun kreasi yang dibuat dari sampah plastic kresek meliputi bunga hias, bros, dompet dan tas laptop. Sedang sampah botol minuman dibuat Losida yaitu lodong sisa dapur serta pot sebagai media tanam vertical.
Tujuan diadakannya pelatihan kreasi sampah ini adalah untuk menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif, serta jiwa peduli terhadap lingkungan. (dee)
Komentar (0)